Insiderock – Salah satu upaya untuk menciptakan kehidupan finansial yang lebih baik adalah dengan mulai berinvestasi dalam literasi. Instrumen investasi yang bisa dipilih pemula adalah reksa dana.
Ketika Anda berinvestasi di reksa dana, Anda bisa mempercayakan uang Anda kepada manajer investasi (IM). MI akan mengurusnya. Ada empat jenis reksa dana, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.
1. Tentukan tujuan investasi Anda
Jika Anda ingin berinvestasi, tetapkan tujuan. Itu jangka pendek, menengah atau panjang. Misalnya untuk uang muka rumah, biaya pendidikan, pembelian mobil atau liburan.
Selanjutnya, pilih reksa dana yang sesuai dengan tujuan Anda. Reksa dana saham, misalnya, merupakan investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun.
Sangat cocok bagi Anda yang ingin mempersiapkan dana pensiun dan biaya sekolah anak. Namun kurang tepat jika tujuan investasi adalah untuk menagih uang muka atau down payment sebuah rumah.
Kemudian, FCP campuran dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka menengah, di atas 3 tahun. Ini memiliki reksa dana berisiko rendah.
Reksa dana pasar uang adalah yang paling aman di antara reksa dana lainnya karena memiliki risiko paling rendah. Cocok untuk investasi jangka pendek, kurang dari 1 tahun. Namun kurang cocok untuk dana pensiun, karena dana investasi belum dikembangkan secara optimal.
Sedangkan reksa dana pendapatan tetap lebih cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun. Bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi di saat perekonomian masih krisis seperti sekarang ini.
2. Sesuaikan dengan karakteristik Anda
Siapa pun yang berinvestasi selalu berharap mendapat untung. Reksa dana dapat menawarkan pengembalian yang lebih tinggi daripada tabungan dan deposito berjangka.
Meski begitu, yang namanya investasi tetap mengandung risiko meski levelnya rendah. Dan masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri.
Ada tiga karakteristik investor, yaitu konservatif atau safety-seeking, moderat atau rata-rata, dan agresif. Bagi Anda yang tidak ingin rugi atau ingin aman, sebaiknya pilih reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang.
Sebab, risikonya lebih rendah dibandingkan reksa dana campuran dan reksa dana saham. Bagi yang berani mengambil risiko, pilihlah reksa dana saham yang menawarkan imbal hasil tinggi.
3. Lakukan riset sebelum memilih manajer investasi
Setelah Anda yakin memilih jenis reksa dana berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi Anda, langkah selanjutnya adalah mencari manajer investasi.
Lakukan riset dengan mencari informasi di Internet, bertanya kepada teman atau kolega yang berinvestasi di reksa dana, atau sumber lainnya.
Periksa legalitas perusahaan manajemen portofolio. Apakah resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK atau tidak? Waspadai juga penipuan yang berlogo OJK. Seolah-olah mereka memiliki izin resmi.
Untuk itu, pastikan untuk memeriksa daftar manajer investasi legal di situs OJK sebelum berinvestasi. Jika tidak, itu berarti bisnis itu ilegal.
Juga menelusuri lintasannya, baik di masa sekarang maupun di masa lalu. Jangan memilih manajer investasi dengan rekam jejak yang buruk.
Cek kinerja manajer investasi melalui portofolio hasil investasi yang telah dan sedang dikelola. Anda juga bisa bertanya langsung ke perusahaannya.
Pilih manajer investasi dengan rekam jejak yang baik, kinerja yang luar biasa, reputasi yang baik, dan nama besar. Dengan cara ini Anda dapat berinvestasi dalam kedamaian dan keamanan.
4. Perhatikan nilai draw down reksadana
Perhatikan juga nilai drawdown atau tingkat kerugian maksimum untuk setiap produk reksa dana. Jika reksa dana memiliki tingkat penarikan sekitar 30% dalam satu tahun, itu berarti pengembalian reksa dana turun 30%.
Biasanya jumlah penarikan tertinggi hanya untuk saham atau reksa dana campuran. Sedangkan untuk reksa dana pasar uang, nilai penarikannya relatif rendah, yakni nol poin hingga beberapa persen. Bahkan, tidak jarang berada di 0,00%.
Inilah sebabnya mengapa reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan terbaik bagi investor pemula yang takut mengambil terlalu banyak risiko.
5. Cari tahu expense ratio atau beban biaya
Dalam reksa dana dikenal juga istilah rasio biaya. Ini adalah total biaya yang digunakan oleh MI dalam administrasi reksa dana, seperti biaya pemasaran, penyimpanan, perdagangan dan lainnya. Jika melihat biaya rendah, berarti MI cukup handal dalam mengelola produk reksa dananya.
Referensi: