Usaha yang Makin Diuntungkan Karena Pelemahan Rupiah
Insiderock – Diketahui bahwa depresiasi bursa berbahaya bagi perusahaan dan individu. Banyak yang membakar jenggot mereka ketika Rupiah terdepresiasi terhadap dolar. Apalagi bagi mereka yang model bisnisnya sangat bersinggungan dengan perubahan nilai tukar. Mengapa? Rupiah yang lebih lemah akan mengganggu perencanaan dan dengan demikian mengurangi pendapatan dan keuntungan dan bahkan menyebabkan kebangkrutan.
Namun, seperti kata pepatah “tidak ada siang dan malam”, jika seseorang merugi, pasti akan mendapatkan keuntungan dari melemahnya Rupiah tersebut. Jika Anda ingin terjun ke dunia bisnis, jangan pesimis dulu!
Jenis aset apa yang berpotensi melemahkan Rupiah? Jelajahi tujuh peluang bisnis potensial dan Anda tidak perlu ragu.
1. Eksportir ikan segar
Semakin lemah Rupiah, semakin menguntungkan eksportir. Manfaatnya juga baik dari segi ukuran hingga nilai ekspor. Semakin lemah, semakin murah harga produk di luar negeri secara umum dan ini meningkatkan minat pembeli. Akhirnya, permintaan meningkat. Dan eksportir bisa kewalahan dengan pesanan.
Selain itu, nilai ekspor juga akan berlipat ganda dengan sendirinya. Misalnya, jika sebelumnya harga ikan per kilogram adalah $ 1 dengan nilai tukar Rp. 12.000, jika Rupiah turun menjadi Rp. 13.000, dengan harga yang sama dengan ikan, eksportir otomatis akan mendapat untung lebih besar, atau kenaikan Rp. 1.000.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua yang berhubungan dengan ekspor akan mendapat keuntungan dari melemahnya Rupiah. Siapa saya Yakni, eksportir yang masih mengandalkan bahan baku atau bahan penolong dari luar negeri. Semakin lemah Rupiah yang berarti biaya impor semakin mahal, pada akhirnya harga jual produk akan semakin mahal.
Jadi eksportir yang tidak menyentuh impor benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari depresiasi Rupiah. Dan juga eksportir produk ikan dan seafood.
Selama ini Indonesia banyak mengekspor tuna, mackerel, flying bonito, mackerel, gabus, salmon, udang, kerapu, kakap merah, kepiting dan banyak lagi. Berdasarkan data International Trade Center, tahun 2017 negara tujuan utama ekspor ikan hidup, segar, beku, dan diawetkan pada tahun 2016 adalah Amerika Serikat sebesar 1,62 miliar dolar, Jepang 595,22 juta dolar, dan China $ 280,82 juta.
Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) juga mengatakan masih banyak negara lain di Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika yang berpotensi besar menjadi pangsa pasar ekspor ikan dan produk olahan Indonesia. Jadi Anda bisa mencoba menjadi pengekspor ikan segar dan menikmati melemahnya Rupiah!
2. Produk olahan ikan
Tidak hanya ikan segar yang bisa diekspor. Tapi juga produk olahan. Dan produk olahan seafood yang pasti memiliki nilai tambah dan akan menambah uang Anda berlipat-lipat. Pasalnya, harga jual ikan segar dan ikan kaleng jelas berbeda. Setelah diolah, harga jualnya akan lebih mahal.
Anda bisa mengolah ikan segar menjadi produk olahan seperti ikan kaleng, ikan asap, presto pindang, sosis, bakso, kecap, kering, cincang, tepung ikan, treasi, pasta, ikan kering, ikan asin dan masih banyak lagi. Dengan menjaga kualitas pengiriman, produk Anda juga akan berdaya saing tinggi di pasar internasional.
3. Eksportir ikan hias
Jangan terkecoh, prospek ekspor produk perikanan lainnya juga bisa menjadi harta yang luar biasa. Seperti ikan hias, algae, garam dan lain-lain tidak kalah menarik dari ikan konsumen ekspor.
Seperti ikan hias, baik laut maupun air tawar, Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) juga mencatat ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2016 mencapai sekitar $ 65 juta, dengan tujuan utama di Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, dan Australia. dan Inggris Raya. Cukup menggiurkan, bukan? Selain itu, adanya dukungan pemerintah untuk produksi dan desain teknologi budidaya ikan hias laut di Balai Budidaya Laut (BBPBL) di beberapa daerah.
Anda dapat mengikuti pelatihan ini atau bergabung dengan komunitas ikan hias dan menjadi miliarder dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya laut Indonesia.
Referensi: